Top Ad unit 728 × 90

Menuju Masa Depan Teknologi Internet

Internet

Internet sudah ada sejak lama. Kita bahkan mungkin sudah mengenal dan menikmati kecanggihan internet tanpa kita tahu darimana internet bermula dan bagaimana internet bekerja. Internet seperti benang-benang maya yang menghubungkan satu orang dengan orang lain, meneruskan data dan menyampaikan data dari satu titik ke titik lain. Kehadiran internet sebagai penghubung antar manusia telah mengubah dunia dan membentuk budaya baru. Dan sekali lagi, perubahan dunia akan terjadi. Internet tidak lagi hanya menghubungkan antar manusia, tapi kali ini, menghubungkan antar benda apapun yang dapat terhubung. Era baru internet sudah hadir, Internet of Things atau lebih akrab disingkat IoT. 

Internet of Things adalah jaringan dari benda-benda yang saling terhubung satu sama lain melalui internet, dan berkomunikasi secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Mengapa mesti tanpa campur tangan manusia? Karena di satu sisi banyak hal di dunia ini yang akan sangat berguna bila kita amati dan rekam fenomenanya, namun di sisi lain manusia punya keterbatasan untuk mengamati banyak hal dan dalam waktu yang lama terus menerus. Maka mestilah ada alat-alat yang dapat menangkap suatu gejala dan mencatat setiap perubahan gejala tersebut. Selain itu, akan sangat efisien bila hasil pencatatan suatu gejala itu dapat diamati secara realtime dan datanya dapat segera dianalisis untuk pengambilan   keputusan. Lebih jauh lagi, bila    beberapa keputusan sederhana dari suatu gejala dapat langsung dieksekusi tanpa harus menunggu umpan balik dari manusia. Dari sini kita dapat simpulkan ada tiga komponen penting yang harus ada dalam suatu perangkat IoT: sensor, konektivitas dan kontrol. Sensor diperlukan oleh sebuah perangkat IoT untuk dapat menangkap suatu gejala alam, misalnya suhu, tekanan, getaran, suara, cahaya dan lain-lain. Konektivitas diperlukan agar perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan perangkat lain, hubungannya dengan penyimpanan dan pengambilan data hasil pemantauan sensor utama dalam perangkat IoT, agar ia dapat membaca nilai sensor, mengirim dan menerima data dari dan ke media penyimpanan, dan juga melakukan serangkaian respon berdasarkan data yang didapat. 

Akan sangat mudah mengatakan bahwa smartphone yang bertebaran saat ini merupakan perangkat IoT. Smartphone sudah memiliki kemampuan untuk terkoneksi dengan internet, dan rata-rata sudah dilengkapi dengan beberapa sensor seperti layar sentuh, sensor cahaya, akselerometer, gyroskop, dan kompas. Akan tetapi satu hal yang terpenting dalam IoT, bahwa sensor-sensor ini harus dapat berkomunikasi dengan perangkat lain secara mandiri, dan ini yang tidak kita temukan pada smartphone terkecuali kita memasang aplikasi yang membuatnya melakukan hal tersebut.

Suatu benda dapat dikatakan perangkat IoT bila ia dapat berkomunikasi dengan perangkat lain melalui koneksi internet tanpa harus selalu kita kendalikan. Lalu, bagaimana mungkin dua buah benda saling berkomunikasi satu sama lain? Suatu benda dapat melakukan suatu hal apabila kita memberinya kemampuan untuk menangkap dan mengirimkan    informasi, sama seperti manusia yang memiliki indera untuk menangkap informasi, serta kemampuan untuk menyampaikan pengalaman tersebut kepada pihak lain. Dengan perkembangan teknologi mikrokontroler dan juga koneksi internet yang semakin mudah dijangkau, IoT akan menjadi tren dan budaya baru yang sekali lagi akan mengubah kehidupan manusia.

Pertama Kali Internet of Things Didengungkan


Faktanya IoT sudah ada sejak lama. Referensi pertama tentang IoT ada pada tahun 1982, ketika para peneliti di Universitas Carnegie Mellon mengembangkan sebuah Mesin Coke. Mesin ini mencatat berapa banyak botol yang tersisa dan mengukur apakah minuman sudah dingin atau belum. Programmer tim pengembang mesin tersebut menyematkan sakelar mikro di dalamnya dan juga menulis program server untuk mencatat sudah berapa lama masingmasing botol tersimpan ada di dalam mesin pendingin sehingga mereka tahu apakah minuman tersebut sudah cukup lama untuk menjadi dingin. 

Idenya mungkin terdengar biasa saja. Akan tetapi, yang membuat mesin ini begitu istimewa sehingga banyak orang menimbang untuk menganggap mesin ini sebagai mesin IoT pertama, adalah karena mesin ini terkoneksi dengan internet. Siapapun dapat mendapatkan semua  data tentang minuman coke pada mesin tersebut dari komputer mana saja yang terkoneksi dengan internet, tidak terbatas hanya untuk komputer yang ada di universitas tersebut. Bagi mahasiswa yang belajar disana, mereka melihat hal ini sebagai hal yang cukup bermanfaat buat mereka, karena berarti mereka tidak harus berjalan menuju mesin minuman ini 

untuk sekedar memastikan apakah minumannya masih ada atau mereka harus menunggu sedikit lebih lama supaya dapat minuman yang sudah dingin. Untuk orang luar universitas mungkin hal ini tidak terlalu berguna, tapi ini adalah wawasan yang bagus untuk mereka dan menjadi gambaran tentang bagaimana teknologi akan berkembang kedepannya. 

Namun pada saat itu orang-orang tidak menyebutnya dengan istilah Internet of Things. Sebelum mesin Coke itu dikembangkan, orang-orang sudah mulai membuat perangkat-perangkat yang saling terhubung. Pada awal tahun 90-an orang-orang mulai memperbincangkan tentang teknologi ini dan muncullah banyak istilah seperti "The computer of the 21st century", Machine-to-machine (M2M), dan Device to Device. Mark Weiser pada tahun 1991 menerbitkan paper tentang ubiquitous computing dengan judul "The Computer of the 21st Century" yang menjelaskan tentang visi kontemporer terkait hal ini. Reza Raji pada tahun 1994 menjelaskan suatu konsep pada IEEE Spectrum tentang "memindahkan paket-paket kecil data ke himpunan node yang besar sedemikian rupa untuk mengintegrasikan dan mengotomasikan segala sesuatu mulai dari peralatan rumah hingga seluruh bagian dari pabrik". Pada rentang 1993 hingga 1996 beberapa perusahaan mulai menyodorkan solusi produk seperti    Microsoft at Work dari Microsoft dan Novell Embedded System Technology (NEST). Meski demikian, tema ini baru mendapatkan momentumnya pada tahun 1999. Bill Joy dari Sun Microsystems menggagas komunikasi Device to Device (D2D) sebagai bagian dari framework "Six Webs", dan dipresentasikan di World Economic Forum di Davos. 

Baru pada tahun 1999, muncul istilah Internet of Things yang disingkat IoT. Istilah ini diperkenalkan oleh Kevin Ashton, seorang entrepreneur yang fokus pada teknologi asal UK. Kevin adalah salah satu cofounder dari Auto-ID Center, perusahaan yang menemukan sistem global    untuk RFID (Radio Frequency Identification). Ia menggunakan istilah Internet of Things sebagai judul presentasinya di depan perusahaan penyedia produk harian dari Amerika, Procter & Gamble (P&G). Ia menjelaskan IoT sebagai sistem dimana benda-benda fisik terhubung ke internet melalui sensor yang ada di mana-mana. Beberapa tahun kemudian Kevin mengatakan bahwa "bila kita mempunyai komputer yang mengetahui segala hal yang kita perlu ketahui menggunakan data yang ia dapatkan tanpa campur tangan kita, kita akan dapat mencatat dan menghitung apapun, sehingga dapat    mengurangi limbah, kerugian dan biaya secara besar-besaran." [toni] 




Sumber & Gambar
https://www.codepolitan.com/ebook/codepolitan-magazine-19-invasi-internet-of-things-di-tanah-air
Menuju Masa Depan Teknologi Internet Reviewed by dib on 2/25/2018 Rating: 5
All Rights Reserved by Comptika © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by MasalahTekno

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.